Advertisement
DENPASAR - Seorang perempuan paruh baya terlihat duduk di atas kursi roda di lorong jalan poliklinik RSUP Sanglah, Denpasar, Jumat (3/11/2017).
Pada bagian kepala hingga wajah sebelah kanannya dibaluti perban.
Sementara kulit wajah sebelah kirinya tampak memerah dan mengelupas.
Rohati (56) asal Jember, Jawa Timur ini mengalami luka bakar akibat terkena minyak goreng panas.
Peristiwa yang menimpanya terjadi ketika ia sedang menggoreng pisang yang hendak di jualnya.
Nahas, wajahnya pun tercelup wajan yang berisi 4 liter minyak goreng panas.
Informasi yang dihimpun dari Idris, suami Rohati mengatakan, peristiwa yang dialami istrinya terjadi di rumah kosannya di daerah Suwung, Sesetan, Denpasar pada 17 Agustus 2017.
Idris yang menemani Rohati kemarin pun menceritakan peristiwa yang dialami istrinya.
Kala itu, sekitar pukul 02.00 wita Rohati sudah terbangun dari tidurnya.
Seperti biasa, Rohati yang merupakan pedagang asongan ini pun melakukan rutinitas harinya yakni mempersiapkan jualannya.
Berbagai makanan jajakan seperti nasi bungkus pun disiapkan Rohati.
Selanjutnya Rohati pun menggoreng tahu isi dan pisang yang akan dijajakannya di pantai Serangan, Denpasar Selatan.
Saat sedang menggoreng, kepala Rohati tiba-tiba pusing , sakit dan merasa ngantuk namun ia memaksa untuk tetap menggoreng pisang.
Apes, wajah Rohati pun tercelup ke dalam wajan yang berisiminyak goreng panas.
Seketika, kulit wajah Rohati pun mengelupas hingga melepuh.
Tak hanya itu, bola mata sebelah kanan Rohati pun tergoreng minyak panas.
Rohati pun berteriak minta tolong.
Hingga akhirnya, tetangga kos Rohati yang mengetahui peristiwa tersebut melarikan Rohati ke rumah sakit.
"Kejadiannya di kos tiga bulan yang lalu. Tepat di hari kemerdekan. Hari ini kami hanya konsul.
Kondisinya saat ini sudah semakin membaik dari sebelumnya. Tapi mata sebelah kanannya buta karena saat kejadiaannya itu bola matanya sebelah kanan tergoreng minyak panas, "ungkap Idris kepada Tribun Bali, Jumat (3/11/2017).
Diungkapkan Idris, biaya pengobatan Rohati saat itu mencapai Rp 200 juta.
Namun beruntung saat itu, semua biaya pengobatan dan perawatan dicover dengan kartu jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan.
"Saya benar-benar bersyukur karena biaya ditanggung BPJS. Saat itu saya sempat bingung dengan biaya sebesar itu, "ujarnya.
Idris pun mengatakan, saat kejadiaan itu Rohati hanya sendirian di kos.
Sementara Idris suaminya dan anak-anaknya saat itu sedang berada di Jember.
Idris pun kaget ketika mendengar peristiwa nahas yang menimpa istrinya.
Tak mengulur waktu, Idris pun langsung datang ke Bali.
"Sudah sekitar dua tahun dia jualan di Serangan. Dia tinggal sendirian di Bali. Saya dan anak-anak tinggalnya di Jember karena ada kerjaan disana dan anak-anak juga sekolah di sana. Biasanya enam bulan sekali baru ketemu. Kalau dia gak kesana berarti saya yang ke sini. Saya sudah ajak dia untuk tinggal di kampung tapi dia memilih di sini. Mudah-mudahan kondisinya cepat membaik," katanya.
Sumber:tribunnews.com
EmoticonEmoticon