-->

Prajurit Kopassus Ini Berikan Jatah Makan Siangnya ke Mama-mama Papua👍

Advertisement

JAKARTA - Penyerbuan oleh aparat gabungan dari sejumlah satuan elit di TNI AD, termasuk Kopassus, ke lokasi penyanderaan di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, hanya berlangsung 1 jam 18 menit. Namun operasinya sendiri sudah digelar sejak jauh hari sebelumnya.

Prajurit-prajurit pilihan di jajaran TNI AD itu, sudah mulai melakukan perjalanan melelahkan sejak lima hari sebelumnya. Pasalnya mereka yang tergolong anggota pasukan khusus itu, harus bergerak mendekati lokasi penyanderaan dengan kesenyapan. Hingga akhirnya pada Jumat pagi (17/11) pukul 07.00 WIT, mereka sudah berada di lokasi yang ditentukan.

Operasi pembebasan tersebut berjalan mulus. Para penyandera yang berasal dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memilih untuk kabur saat mengetahui pada Jumat pagi mereka sudah disambangi bukan oleh prajurit biasa. Para pelaku penyanderaan baru melepaskan tembakan setelah berhasil kabur jauh.

Selama lima hari merayapi hutan Papua yang lebat, makanan yang mereka konsumsi tidak semewah yang biasa mereka dapatkan saat berada di pemukiman. Kemewahan baru mereka dapatkan setelah wilayah yang tadinya dikuasai KKB dinyatakan aman, dan pasokan makanan segar dikirimkan oleh rombongan besar yang tiba di lokasi.

Oleh seorang Komandan Tim dari Kopassus berpangkat Lettu yang namanya tidak dipublikasikan, salah satu jatah makanan yang dibungkus kotak karton berwarna putih itu, diberikan ke perempuan yang tergolong lanjut usia, yang juga merupakan salah seorang korban penyanderaan.

Informasi yang diperoleh Tribunnews.com, sang prajurit "Baret Merah" itu memberikan jatah makan siangnya ke "Mama-Mama Papua" itu, walaupun ia lima hari sebelumnya hanya mendapatkan makanan terbatas, untuk sebuah operasi yang melelahkan. Tidak jelas apakah setelahnya sang Lettu mendapatkan makanan pengganti dari makanan yang ia berikan itu.

Sampai berita ini diturunkan, sejumlah prajurit TNI dan Polri masih bersiaga di Desa Binti dan Desa Kimbley, untuk mengantisipasi aksi lanjutan dari KKB, yang saat operasi pembebasan mereka berhasil melarikan diri.






Sumber:tribunnews.com


EmoticonEmoticon

close